Intip Sifat Mustahil Bagi Allah yang Jarang Diketahui

maulida


sifat mustahil bagi allah

Sifat Mustahil Bagi Allah adalah sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Sifat-sifat ini bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan Allah. Ada lima sifat mustahil bagi Allah, yaitu:

  1. Huduts (Memiliki permulaan)
  2. Fana’ (Binasa)
  3. Ta’addud (Berbilang)
  4. Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu)
  5. Syibh (Mirip dengan makhluk)

Mengetahui sifat mustahil bagi Allah sangat penting karena dapat membantu kita untuk memahami dan meyakini keesaan dan kesempurnaan Allah. Selain itu, mengetahui sifat mustahil bagi Allah juga dapat membantu kita untuk menghindari kesyirikan dan menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya.

Sifat mustahil bagi Allah telah menjadi bagian dari ajaran Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sifat-sifat ini disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis, serta dibahas oleh para ulama dalam berbagai kitab teologi Islam.

Sifat Mustahil Bagi Allah

Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya. Memahami sifat mustahil bagi Allah sangat penting untuk memperteguh keyakinan kita akan keesaan dan kesempurnaan Allah.

  • Huduts (Memiliki permulaan): Allah SWT tidak memiliki permulaan, karena Dia adalah Dzat yang Maha Kekal.
  • Fana’ (Binasa): Allah SWT tidak akan pernah binasa, karena Dia adalah Dzat yang Maha Kekal.
  • Ta’addud (Berbilang): Allah SWT adalah Esa, tidak ada Tuhan selain Dia.
  • Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu): Allah SWT tidak membutuhkan apapun, karena Dia adalah Dzat yang Maha Kaya.
  • Syibh (Mirip dengan makhluk): Allah SWT tidak mirip dengan makhluk-Nya, karena Dia adalah Dzat yang Maha Suci.
  • Tahayyuz (Memiliki tempat): Allah SWT tidak berada di tempat tertentu, karena Dia Maha Luas.
  • Tarkib (Terdiri dari bagian-bagian): Allah SWT tidak terdiri dari bagian-bagian, karena Dia adalah Dzat yang Maha Esa.

Memahami sifat mustahil bagi Allah membantu kita untuk menjauhkan diri dari kesyirikan dan menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya. Selain itu, memahami sifat mustahil bagi Allah juga dapat memperteguh iman kita dan meningkatkan rasa cinta kita kepada-Nya.

Huduts (Memiliki permulaan)

Sifat Huduts (Memiliki permulaan) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya.

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kekal, yang berarti tidak memiliki permulaan dan tidak akan pernah berakhir. Kekekalan Allah SWT merupakan salah satu sifat wajib bagi-Nya, dan menjadi dasar bagi sifat-sifat wajib lainnya, seperti Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak.

Jika Allah SWT memiliki permulaan, maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

  • Allah SWT akan membutuhkan pencipta, padahal Dia adalah Dzat yang Maha Pencipta.
  • Allah SWT akan memiliki keterbatasan, karena segala sesuatu yang memiliki permulaan pasti memiliki keterbatasan.
  • Allah SWT tidak akan menjadi Dzat yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan sejati adalah tidak memiliki keterbatasan, termasuk keterbatasan waktu.

Oleh karena itu, sifat Huduts (Memiliki permulaan) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Kekal.

Fana’ (Binasa)

Sifat Fana’ (Binasa) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Kekal.

  • Kekekalan Allah SWT

    Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kekal, yang berarti tidak memiliki permulaan dan tidak akan pernah berakhir. Kekekalan Allah SWT merupakan salah satu sifat wajib bagi-Nya, dan menjadi dasar bagi sifat-sifat wajib lainnya, seperti Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak.

  • Implikasi Sifat Fana’

    Jika Allah SWT memiliki sifat Fana’ (Binasa), maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

    • Allah SWT tidak akan menjadi Dzat yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan sejati adalah tidak memiliki keterbatasan, termasuk keterbatasan waktu.
    • Alam semesta akan menjadi kacau dan tidak memiliki tujuan, karena Allah SWT sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta akan tidak ada.
    • Manusia dan makhluk lainnya akan kehilangan makna dan tujuan hidupnya, karena Allah SWT sebagai tujuan akhir dari segala sesuatu akan tidak ada.

Oleh karena itu, sifat Fana’ (Binasa) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Kekal.

Ta’addud (Berbilang)

Sifat Ta’addud (Berbilang) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Esa.

Keesaan Allah SWT merupakan salah satu sifat wajib bagi-Nya, dan menjadi dasar bagi sifat-sifat wajib lainnya, seperti Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak. Jika Allah SWT berbilang, maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

  • Akan terjadi pertentangan dan kekacauan dalam alam semesta, karena masing-masing Tuhan akan memiliki kehendak dan kekuasaan sendiri.
  • Manusia dan makhluk lainnya akan bingung dan tidak tahu kepada siapa mereka harus beribadah dan memohon pertolongan.
  • Konsep tauhid dan pengesaan Allah SWT akan menjadi tidak berarti, karena akan terdapat banyak Tuhan yang disembah.

Oleh karena itu, sifat Ta’addud (Berbilang) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Esa.

Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu)

Sifat Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Kaya.

  • Allah SWT Maha Kaya

    Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kaya, yang berarti tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Kekayaan Allah SWT meliputi segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik di dunia maupun di akhirat.

  • Implikasi Sifat Ihtijaj

    Jika Allah SWT memiliki sifat Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu), maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

    • Allah SWT akan memiliki keterbatasan, karena segala sesuatu yang membutuhkan sesuatu pasti memiliki keterbatasan.
    • Allah SWT akan bergantung kepada makhluk-Nya, padahal Dialah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu.
    • Manusia dan makhluk lainnya akan menjadi lebih berkuasa dari Allah SWT, karena mereka dapat memenuhi kebutuhan-Nya.

Oleh karena itu, sifat Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Kaya.

Syibh (Mirip dengan makhluk)

Sifat Syibh (Mirip dengan makhluk) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Suci.

Kesucian Allah SWT adalah salah satu sifat wajib bagi-Nya, dan menjadi dasar bagi sifat-sifat wajib lainnya, seperti Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak. Jika Allah SWT memiliki sifat Syibh (Mirip dengan makhluk), maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

  • Allah SWT akan memiliki keterbatasan, karena segala sesuatu yang memiliki kesamaan dengan makhluk pasti memiliki keterbatasan.
  • Allah SWT akan memiliki kekurangan, karena segala sesuatu yang memiliki kesamaan dengan makhluk pasti memiliki kekurangan.
  • Allah SWT tidak akan menjadi Dzat yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan sejati adalah tidak memiliki kesamaan dengan makhluk.

Oleh karena itu, sifat Syibh (Mirip dengan makhluk) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Suci.

Tahayyuz (Memiliki tempat)

Dalam konteks sifat mustahil bagi Allah, Tahayyuz (Memiliki tempat) merupakan salah satu sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Sifat ini bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Luas.

  • Allah SWT Maha Luas

    Allah SWT adalah Dzat yang Maha Luas, yang berarti tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Keluasan Allah SWT meliputi segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik di dunia maupun di akhirat.

  • Implikasi Sifat Tahayyuz

    Jika Allah SWT memiliki sifat Tahayyuz (Memiliki tempat), maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

    • Allah SWT akan memiliki keterbatasan, karena segala sesuatu yang memiliki tempat pasti memiliki keterbatasan.
    • Allah SWT tidak akan menjadi Dzat yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan sejati adalah tidak memiliki keterbatasan ruang dan waktu.

Oleh karena itu, sifat Tahayyuz (Memiliki tempat) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Luas.

Tarkib (Terdiri dari bagian-bagian)

Sifat Tarkib (Terdiri dari bagian-bagian) termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Esa.

Keesaan Allah SWT merupakan salah satu sifat wajib bagi-Nya, dan menjadi dasar bagi sifat-sifat wajib lainnya, seperti Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak. Jika Allah SWT terdiri dari bagian-bagian, maka akan menimbulkan beberapa kemustahilan, antara lain:

  • Allah SWT akan memiliki keterbatasan, karena segala sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian pasti memiliki keterbatasan.
  • Allah SWT tidak akan menjadi Dzat yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan sejati adalah tidak memiliki keterbatasan dan tidak terdiri dari bagian-bagian.

Oleh karena itu, sifat Tarkib (Terdiri dari bagian-bagian) tidak mungkin ada pada Allah SWT, karena bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya sebagai Dzat yang Maha Esa.

Tanya Jawab Seputar Sifat Mustahil Bagi Allah

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai sifat mustahil bagi Allah:

Pertanyaan 1: Apa saja sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT?

Jawaban: Sifat mustahil bagi Allah SWT ada tujuh, yaitu Huduts (Memiliki permulaan), Fana’ (Binasa), Ta’addud (Berbilang), Ihtijaj (Membutuhkan sesuatu), Syibh (Mirip dengan makhluk), Tahayyuz (Memiliki tempat), dan Tarkib (Terdiri dari bagian-bagian).

Pertanyaan 2: Mengapa sifat-sifat tersebut tidak mungkin ada pada Allah SWT?

Jawaban: Sifat-sifat tersebut bertentangan dengan kesempurnaan dan keagungan Allah SWT. Allah SWT adalah Dzat yang Maha Sempurna, Maha Kekal, Maha Esa, Maha Kaya, Maha Suci, Maha Luas, dan Maha Esa.

Pertanyaan 3: Apa dampak memahami sifat mustahil bagi Allah SWT?

Jawaban: Memahami sifat mustahil bagi Allah SWT sangat penting untuk memperteguh keyakinan kita akan keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Selain itu, memahami sifat mustahil bagi Allah SWT juga dapat membantu kita untuk menjauhkan diri dari kesyirikan dan menyekutukan Allah SWT dengan makhluk lainnya.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menerapkan pemahaman kita tentang sifat mustahil bagi Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Kita dapat menerapkan pemahaman kita tentang sifat mustahil bagi Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu berusaha untuk beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, serta dengan menghindari segala bentuk kesyirikan dan perbuatan yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah SWT.

Dengan memahami sifat mustahil bagi Allah SWT, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Artikel selanjutnya: Sifat Wajib Bagi Allah SWT

Tips Memahami Sifat Mustahil Bagi Allah SWT

Memahami sifat mustahil bagi Allah SWT sangat penting untuk memperteguh keyakinan kita akan keesaan dan kesempurnaan-Nya. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda memahami sifat mustahil bagi Allah SWT:

Tip 1: Pelajari Sifat-sifat Mustahil Secara Mendalam
Pelajarilah setiap sifat mustahil bagi Allah SWT secara mendalam, beserta alasan mengapa sifat tersebut tidak mungkin ada pada Allah SWT. Hal ini akan membantu Anda memahami hakikat kesempurnaan dan keagungan Allah SWT.

Tip 2: Renungkan Implikasi Sifat Mustahil
Renungkanlah implikasi dari sifat mustahil bagi Allah SWT. Bayangkan apa yang akan terjadi jika Allah SWT memiliki salah satu sifat mustahil tersebut. Hal ini akan membantu Anda semakin yakin bahwa sifat tersebut memang tidak mungkin ada pada Allah SWT.

Tip 3: Hindari Anthropomorfisme
Hindarilah anthropomorfisme, yaitu penggambaran Allah SWT dengan sifat-sifat manusia. Sifat mustahil bagi Allah SWT menunjukkan bahwa Allah SWT jauh berbeda dan lebih sempurna dari makhluk ciptaan-Nya.

Tip 4: Carilah Pengetahuan dari Sumber yang Terpercaya
Carilah pengetahuan tentang sifat mustahil bagi Allah SWT dari sumber yang terpercaya, seperti Al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab ulama yang diakui.

Tip 5: Diskusikan dengan Orang yang Berilmu
Diskusikanlah tentang sifat mustahil bagi Allah SWT dengan orang yang berilmu, seperti ustadz atau guru agama. Hal ini akan membantu Anda memperdalam pemahaman dan memperkuat keyakinan Anda.

Kesimpulan

Memahami sifat mustahil bagi Allah SWT merupakan kunci untuk memperteguh keyakinan kita akan keesaan dan kesempurnaan-Nya. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat semakin memahami sifat mustahil bagi Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah Anda.

Youtube Video:


Rekomendasi Susu Etawa:

Paket 3 Box beli di Shopee : https://c.lazada.co.id/t/c.b60DdB?sub_aff_id=staida_raw_yes

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru