![tarawih berapa rakaat tarawih berapa rakaat](https://iainbukittinggi.ac.id/cdn/featured/tarawih-berapa-rakaat.webp)
Tarawih berapa rakaat merupakan pertanyaan yang sering ditanyakan menjelang bulan Ramadhan. Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Ibadah ini dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir, dengan jumlah rakaat yang bervariasi tergantung pada mazhab yang dianut.
Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Sedangkan dalam mazhab Hanafi, tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Perbedaan jumlah rakaat ini didasarkan pada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat sunnah pada malam hari di bulan Ramadhan.
Selain perbedaan jumlah rakaat, terdapat juga perbedaan dalam cara pengerjaan tarawih. Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan dengan 2 rakaat salam, sedangkan dalam mazhab Hanafi dikerjakan dengan 4 rakaat salam. Perbedaan ini juga didasarkan pada perbedaan pendapat mengenai cara pengerjaan shalat sunnah pada malam hari di bulan Ramadhan.
tarawih berapa rakaat
Tarawih berapa rakaat merupakan pertanyaan yang sering diajukan oleh umat Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan. Ibadah tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya dan sebelum shalat witir. Jumlah rakaat tarawih bervariasi, tergantung pada mazhab yang dianut.
- Jumlah rakaat: Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Sedangkan dalam mazhab Hanafi, tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir.
- Cara pengerjaan: Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan dengan 2 rakaat salam, sedangkan dalam mazhab Hanafi dikerjakan dengan 4 rakaat salam.
- Waktu pelaksanaan: Tarawih dikerjakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat witir.
- Keutamaan: Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Pahala tarawih sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.
- Hukum: Tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
- Tempat pelaksanaan: Tarawih dapat dikerjakan di masjid, musala, atau di rumah.
- Tata cara: Tata cara tarawih sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah, membaca surat atau ayat Al-Qur’an, rukuk, sujud, dan salam.
Demikianlah penjelasan mengenai tarawih berapa rakaat. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Jumlah rakaat tarawih
Jumlah rakaat tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah tarawih. Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, khususnya antara mazhab Syafi’i dan Hanafi.
- Mazhab Syafi’i
Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Jumlah rakaat ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. - Mazhab Hanafi
Dalam mazhab Hanafi, tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir. Jumlah rakaat ini didasarkan pada pendapat Khalifah Umar bin Khattab yang pernah mengerjakan tarawih sebanyak 8 rakaat.
Perbedaan jumlah rakaat tarawih antara mazhab Syafi’i dan Hanafi tidak menjadi masalah yang prinsipil. Kedua mazhab tersebut memiliki dalil yang kuat untuk mendukung pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu, umat Islam dapat memilih untuk mengikuti salah satu dari kedua pendapat tersebut sesuai dengan keyakinannya.
Cara pengerjaan tarawih
Selain jumlah rakaat, terdapat juga perbedaan dalam cara pengerjaan tarawih. Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan dengan 2 rakaat salam, sedangkan dalam mazhab Hanafi dikerjakan dengan 4 rakaat salam.
- Cara pengerjaan dalam mazhab Syafi’i
Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan dengan 2 rakaat salam. Artinya, setelah selesai 2 rakaat, langsung salam dan kemudian dilanjutkan dengan 2 rakaat berikutnya. Cara pengerjaan ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. - Cara pengerjaan dalam mazhab Hanafi
Dalam mazhab Hanafi, tarawih dikerjakan dengan 4 rakaat salam. Artinya, setelah selesai 4 rakaat, baru kemudian salam. Cara pengerjaan ini didasarkan pada pendapat Khalifah Umar bin Khattab yang pernah mengerjakan tarawih sebanyak 8 rakaat dengan 4 rakaat salam.
Perbedaan cara pengerjaan tarawih antara mazhab Syafi’i dan Hanafi tidak menjadi masalah yang prinsipil. Kedua mazhab tersebut memiliki dalil yang kuat untuk mendukung pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu, umat Islam dapat memilih untuk mengikuti salah satu dari kedua pendapat tersebut sesuai dengan keyakinannya.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan tarawih sangat berkaitan dengan jumlah rakaatnya. Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Jika dikerjakan dengan 2 rakaat salam, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan tarawih dimulai setelah shalat Isya dan diakhiri sebelum shalat witir, agar tidak terlalu larut malam.
Dalam mazhab Hanafi, tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat. Jika dikerjakan dengan 4 rakaat salam, maka waktu pelaksanaannya akan lebih singkat. Namun, waktu pelaksanaan tetap dimulai setelah shalat Isya dan diakhiri sebelum shalat witir.
Dengan demikian, waktu pelaksanaan tarawih setelah shalat Isya dan sebelum shalat witir merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah rakaat tarawih.
Keutamaan
Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Pahala tarawih sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits. Keutamaan tarawih inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong umat Islam untuk mengerjakan tarawih dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan mengerjakannya dengan jumlah rakaat yang benar.
Hukum
Tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini menunjukkan bahwa tarawih merupakan ibadah yang sangat penting dan memiliki pahala yang besar. Oleh karena itu, umat Islam disunnahkan untuk mengerjakan tarawih dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan mengerjakannya dengan jumlah rakaat yang benar.
Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan tarawih tidak mempengaruhi jumlah rakaatnya. Baik dikerjakan di masjid, musala, atau di rumah, jumlah rakaat tarawih tetap sama, sesuai dengan mazhab yang dianut.
- Masjid
Masjid merupakan tempat yang paling utama untuk mengerjakan tarawih. Hal ini karena masjid merupakan tempat yang suci dan merupakan sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah.
- Musala
Musala juga merupakan tempat yang baik untuk mengerjakan tarawih. Musala biasanya digunakan untuk shalat berjamaah pada waktu selain waktu shalat wajib.
- Rumah
Rumah juga bisa dijadikan tempat untuk mengerjakan tarawih, terutama bagi orang yang tidak bisa hadir ke masjid atau musala. Tarawih di rumah bisa dikerjakan secara berjamaah bersama keluarga.
Meskipun tempat pelaksanaan tarawih tidak mempengaruhi jumlah rakaatnya, namun tetap disunnahkan untuk mengerjakan tarawih di masjid atau musala. Hal ini karena tarawih merupakan ibadah yang lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
Tata cara
Tata cara tarawih sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarawih merupakan ibadah shalat yang memiliki tata cara yang sama dengan shalat sunnah lainnya. Dengan demikian, jumlah rakaat tarawih tidak mempengaruhi tata cara pengerjaannya.
Meskipun tata cara tarawih sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya, namun terdapat beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Perbedaan tersebut terletak pada waktu pelaksanaan dan jumlah rakaat. Tarawih dikerjakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya dan sebelum shalat witir, dengan jumlah rakaat yang bervariasi tergantung pada mazhab yang dianut.
Demikianlah penjelasan mengenai tata cara tarawih dan hubungannya dengan jumlah rakaat tarawih. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Pertanyaan Umum tentang Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang tarawih beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat tarawih yang benar?
Jawaban: Jumlah rakaat tarawih berbeda-beda tergantung pada mazhab yang dianut. Dalam mazhab Syafi’i, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, sedangkan dalam mazhab Hanafi dikerjakan sebanyak 8 rakaat.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan tarawih?
Jawaban: Tarawih dikerjakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat witir.
Pertanyaan 3: Di mana tarawih dapat dikerjakan?
Jawaban: Tarawih dapat dikerjakan di masjid, musala, atau di rumah.
Pertanyaan 4: Apakah hukum mengerjakan tarawih?
Jawaban: Hukum mengerjakan tarawih adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Demikianlah penjelasan mengenai beberapa pertanyaan umum tentang tarawih. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, masih banyak pertanyaan lain yang mungkin muncul terkait dengan tarawih. Untuk mendapatkan jawaban yang lebih lengkap dan akurat, disarankan untuk berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang kompeten.
Tips Menjalankan Tarawih
Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Pahala tarawih sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits. Berikut adalah beberapa tips untuk menjalankan tarawih dengan baik:
1. Niat yang benar
Niatkan tarawih karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain.
2. Khusyuk dan fokus
Saat mengerjakan tarawih, usahakan untuk khusyuk dan fokus pada ibadah. Hindari pikiran-pikiran yang mengganggu kekhusyukan.
3. Kerjakan dengan jumlah rakaat yang benar
Jumlah rakaat tarawih berbeda-beda tergantung pada mazhab yang dianut. Pastikan untuk mengerjakan tarawih sesuai dengan mazhab yang diikuti.
4. Kerjakan secara berjamaah
Tarawih lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid atau musala. Namun, jika tidak memungkinkan, tarawih juga bisa dikerjakan secara individu di rumah.
5. Membaca Al-Qur’an dengan tartil
Saat membaca Al-Qur’an dalam tarawih, usahakan untuk membaca dengan tartil, yaitu jelas dan sesuai dengan tajwid.
6. Menambah amalan sunnah lainnya
Selain mengerjakan tarawih, bisa juga menambah amalan sunnah lainnya, seperti tadarus Al-Qur’an, zikir, dan doa.
7. Istirahat yang cukup
Tarawih biasanya dikerjakan pada malam hari. Pastikan untuk istirahat yang cukup sebelum mengerjakan tarawih agar tidak mengantuk dan tetap bisa khusyuk.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, semoga kita bisa menjalankan tarawih dengan baik dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Tarawih merupakan ibadah yang sangat istimewa di bulan Ramadhan. Ibadah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita kerjakan tarawih dengan sebaik-baiknya.
Youtube Video:
![](https://i.ytimg.com/vi/JlLJcVvzOkE/sddefault.jpg)